ngentot memek – dukun cabul

Juni 28, 2009 at 2:57 pm Tinggalkan komentar

2007927931885

Perkenalkan dahulu, namaku Darminto. Aku adalah salah satu dari sekian banyak orang yang menyebut dirinya dengan istilah keren “paranormal” atau yang dilingkungan masyarakat kebanyakan dikenal dengan istilah dukun. Ya, aku adalah orang yang bergelar mbah dukun, meskipun sebenarnya aku sama sekali tidak percaya dengan segala hal begituan.

Aneh? nggak juga. Semenjak aku kena PHK dari perusahaan sepatu tiga tahun lalu, aku berusaha keras mencari pekerjaan pengganti. Beberapa waktu aku sempat ikut bisnis jual beli mobil bekas, tetapi bangkrut karena ditipu orang. Lalu bisnis tanam cabe, baru sekali panen harga cabe anjlok sehingga aku rugi tidak ketulungan banyaknya. Untung orang tuaku termasuk orang kaya di kampung, jadi semuanya masih bisa ditanggulangi. Cuma aku semakin pusing dan bingung saja. Untung aku belum berkeluarga, kalau tidak pasti tambah repot karena harus menghadapi omelan dan gerutuan istri.

Dalam keadaan sebal itulah aku bertemu dengan mbah Narto, kakek tua yang dengan gagahnya memproklamasikan diri sebagai paranormal paling top. Karena masih berhubungan keluarga, ia sering juga datang dan menginap di rumahku ketika dia lagi “buka praktek” di kotaku. O ya, aku tinggal di sebuah kota kecamatan kecil di Jawa tengah, dekat perbatasan jawa Timur (nggak perlulah aku sebut namanya). Meskipun kecil, kotaku termasuk ramai karena dilewati jalan negara yang lebar dan selalu dilewati truk dan bus antar propinsi, siang dan malam.

Eh, kembali ke mbah Narto, tampaknya si mbah punya perhatian khusus kepadaku (atau malah karena aku memang kelihatan sekali tidak menyukai dan sinis terhadap gaya perdukunannya?). Suatu hari ia berbicara serius denganku, mengajakku untuk menjadi “murid”nya. Walah, aku hampir ketawa mendengarnya. Murid? wong aku sama sekali tidak percaya segala hal takhayul macam itu, kok mau diangkat menjadi murid? tetapi segala keraguanku tiba-tiba hilang ketika mbah Narto menjelaskan : ”punya ilmu ini bisa buat cari uang, Dar.” Katanya : ”apa kamu tahu berapa penghasilan dukun-dukun itu? Mereka kaya-kaya lho. Meskipun ilmunya,dibandingkan dengan ilmu mbahmu ini, masih cetek banget.” Katanya dengan meyakinkan dan mata melotot.

Aku menggaruk kepalaku. Apa benar? Akhirnya aku tertarik juga. Meskipun tetap dengan ogah-ogahan dan tidak percaya, aku ikut juga menjadi muridnya. Naik turun gunung, masuk ke goa dan bertapa (ih, dinginnya minta ampun) dan dipaksa berpuasa mutih (cuman minum air dan nasi putih doang), empat puluh hari penuh. Terus terang, aku tidak merasa mendapatkan pengalaman aneh apapun selama mengikuti segala kegiatan itu. Tetapi setiap mbah Narto menanyakan “apa kamu sudah ketemu jin ini atau jin itu” atau “apa kamu melihat cahaya cemlorot (bahasa Indonesia : berkelebat)” waktu aku bersemadi, yah aku iyakan saja. Kok susah – susah amat.

Akhirnya, setelah enam bulan berkelana, mbah Narto menyatakan aku sudah lulus ujian (wong sebenarnya aku tidak tahu apa-apa). Dan dia memperkenalkan aku sebagai assistennya untuk menyembuhkan pasien dari berbagai penyakit yang “aeng-aeng” alias aneh-aneh. Bahkan setelah beberapa lama aku dipercaya untuk buka praktek sendiri, di rumahku, dengan mempergunakan kamar samping rumah sebagai tempat praktek (meskipun aku harus membuat Yu Mini kakakku marah-marah karena meminta dia pindah kamar tidur).

Entry filed under: Uncategorized.

ngentot memek – gadis desa

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


if (window.ads_ad_block){ads_ad_block=ads_ad_block+1;}else{ads_ad_block=1;} function showAdBlock_1049(ppc_ad_block_count) { keyword = ""; show_ads_id = 1049; show_ads_url = "http://ads.kombes.com/publisher-show-ads.php"; block_count=ppc_ad_block_count; iframe_width=160; iframe_height=75; metainfo=document.getElementsByTagName('meta'); ref=document.referrer; showKeywordAds(metainfo); } setTimeout("showAdBlock_1049("+ads_ad_block+")",1000*(ads_ad_block-1));
Juni 2009
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Arsip

Laman

if (window.ads_ad_block){ads_ad_block=ads_ad_block+1;}else{ads_ad_block=1;} function showAdBlock_1050(ppc_ad_block_count) { title = document.title; show_ads_id = 1050; show_ads_url = "http://ads.kombes.com/publisher-show-ads.php"; block_count=ppc_ad_block_count; iframe_width=120; iframe_height=255; metainfo=document.getElementsByTagName('meta'); ref=document.referrer; showContentAds(metainfo); } setTimeout("showAdBlock_1050("+ads_ad_block+")",1000*(ads_ad_block-1));